Pengertian Vibrasi
Getaran mesin (Mechanical Vibration) diartikan sebagai gerakan bolak-balik
dari komponen mekanik dari suatu mesin sebagai reaksi dari adanya gaya
dalam(gaya yang dihasilkan oleh mesin tersebut) maupun gaya luar (gaya yang
berasal dari luar atau sekitar mesin). Kasus yang dominan dalam getaran
permesinan adalah yang disebabkan oleh gaya eksitasi getaran yang berasal dari
mesin tersebut, yang menyangkut diantaranya:
§ Kondisi yang tak seimbang (unbalance) baik yang statik maupun dinamik pada
mesin tersebut.
§ Cacat yang terjadi pada elemen-elemen rotasi (bearing rusak, impeller
macet, dll).
§ Ketidaksempurnaan bagian/fungsi mesin tersebut.
Mesin yang ideal tidak akan bergetar karena energi yang diterimanya
digunakan sepenuhnya untuk kefungsian mesin itu sendir. Dalam praktek mesin
yangdirancang dengan baik, getarannya relatif rendah namun untuk jangka
pemakaian yang lama akan terjadi kenaikan level getaran karena hal berikut:
§ Keausan pada elemen mesin.
§ Proses pemantapan pondasi(base plate)sedemikian rupa sehingga terjadi
deformasi dan mengakibatkan misalignment pada poros.
§ Perubahan perilaku dinamik pada mesin sehingga terjadi prubahan frekuensi
pribadi.
Analisis ciri mekanik memungkinkan pemanfaatan sinyal getaran untuk
mengetahui kondisi mesin tersebut tanpa membongkar atau menghentikan suatu
mesin, sehingga dapat dimanfaatkan untuk analisis lebih lanjut dalam perbaikan
pada kerusakan yang terjadi. Dengan melakukan pengamatan analisis getaran
secara berkala, maka sesuatu yang tidak normal pada suatu mesin dapat dideteksi
sebelum kerusakan yang lebih besar terjadi.
Sensor Getaran
Sensor getaran ini memegang peranan penting dalam kegiatan pemantauan
sinyal getaran karena terletak di sisi depan (front end) dari suatu proses
pemantauan getaran mesin. Secara konseptual, sensor getaran berfungsi untuk
mengubah besar sinyal getaran fisik menjadi sinyal getaran analog dalam besaran
listrik dan pada umumnya berbentuk tegangan listrik. Pemakaian sensor getaran
ini memungkinkan sinyal getaran tersebut diolah secara elektrik sehingga
memudahkan dalam proses manipulasi sinyal, diantaranya:
Ø Pembesaran sinyal getaran
Ø Penyaringan sinyal getaran dari sinyal pengganggu.
Ø Penguraian sinyal, dan lainnya.
Sensor getaran dipilih sesuai dengan jenis sinyal getaran yang akan
dipantau. Karena itu, sensor getaran dapat dibedakan menjadi:
Ø Sensor penyimpangan getaran (displacement transducer)
Ø Sensor kecepatan getaran (velocity tranducer)
Ø Sensor percepatam getaran (accelerometer).
Pemilihan sensor getaran untuk keperluan pemantauan sinyal getaran
didasarkan atas pertimbangan berikut:
Ø Jenis sinyal getaran
Ø Rentang frekuensi pengukuran
Ø Ukuran dan berat objek getaran.
Ø Sensitivitas sensor
Berdasarkan cara kerjanya sensor dapat dibedakan menjadi:
Ø Sensor aktif, yakni sensor yang langsung menghasilkan tegangan listrik
tanpa perlu catu daya (power supply) dari luar, misalnya Velocity Transducer.
Ø Sensor pasif yakni sensor yang memerlukan catu daya dari luar agar dapat
berkerja.
Catu daya yang digunakan pada umumnya dikemas dalam bentuk alat yang
dinamai Conditioning Amflifier.
Parameter Getaran
Vibrasi atau getaran mempunyai tiga parameter penting yang dapat dijadikan
sebagai tolak ukur yaitu :
§ Amplitudo (seberapa besar)
§ Frekuensi (berapa kali permenit atau perdetik)
§ Phase (yang menggambarkan bagaimana benda itu bergetar)
a. Amplitudo
Amplitudo adalah ukuran atau besarnya sinyal vibrasi yang dihasilkan.
Amplitudo dari sinyal vibrasi mengidentifikasikan besarnya gangguan yang
terjadi. Makin tinggi amplitudo yang ditunjukkan,menandakan makin besar
gangguan yangterjadi,besarnya amplitudonya bergantung pada tipe mesin yang ada.
Pada mesin yang masih bagus dan baru,tingkat vibrasinya biasanya bersifat
relative.
b. Frekuensi
Frekuensi adalah banyaknya periode getaran yang terjadi dalam satu putaran
waktu. Besarnya frekuensi yang timbul pada saat terjadinya vibrasi dapat
mengidentifikasikan jenis-jenis gangguan yang terjadi.Gangguan yang terjadi
pada mesin sering menghasilkan frekuensi yang jelas atau menghasilkan contoh
frekuensi yang dapat dijadikan sebagai bahan pengamatan.
Dengan diketahuinya frekuensi pada saat mesin mengalami vibrasi, maka
penelitian atau pengamatan secara akurat dapat dilakukan untuk mengetahui
penyebab atau sumber dari permasalahan. Frekuensi biasanya ditunjukkan dalam
bentuk Cycle per menit (CPM), yang biasanya disebut istilah Hertz (dimana Hz =
CPM). Biasanya singkatan yang digunakan untuk Hertz adalah Hz.
c. Phase Vibrasi (Vibration Phase)
Phase adalah penggambaran akhir dari pada karekteristik suatu getaran atau
vibrasi yang terjadi pada suatu mesin. Phase adalah perpindahan atau perubahan
posisi dari pada bagian – bagian yang bergetar secara relative untuk menentukan
titik referensi atau titik awal pada bagian yang lain yang bergetar.
Type-Type
Pengukuran Vibrasi
Ada tiga dasar yang menjadi parameter dalam melakukan pengukuran vibrasi
yaitu :
§ Displacement
§ Velocity
§ Acceleration
Ø Displacement (Simpangan Getaran)
Displacement adalah ukuran dari pada jumlah gerakan dari pada massa suatu
benda, dimana hal ini menunjukkan sejauh manabenda bergerak maju mundur
(bolak-balik) pada saat mengalami vibrasi. Displacement adalah perubahaan
tempat atau posisi dari pada suatu objek atau benda meju suatu titik pusat
(dalam hal ini massa benda berada dalam posisi netral). Besarnya gaya daripada
Displacement dapat diketahui dari amplitude yang dihasilkan. Makin tinggi
amplitude yang ditunjukkan,makin keras atau tinggi pula vibrasi yang dihasilkan.
Displacement atau perpindahan dari suatu benda dapat dijukkan dalam satuaan mil
(dimana mil = 0,001 inc) atau dalam micron (dimana 1 micron = 0,001 mm)
Displacement biasanya sangat berguna pada batas frekuensi kurang dari 600
CPM (10 Hz). Frekuensi ini harus digunakan selama terjadi displacement untuk
mengefaluasi gejala vibrasi. Pada keadaan biasa, dimana vibrasi pada 1 x RPM
adalah 2 millis (25,4 micron PK)tapi hal ini belum memberikan komfirmasi yang
cukup untuk menentukan apakah vibrasi pada tingkatan 2 mil,hal ini merupakan
kondisi yang baik atau buruk, sebagai contoh, vibrasi 2 mils PK-PK pada 3600
CPM adalah lebih berbahaya dibandingkan dengan vibrasi 2 mils PK – PK pada 300
CPM.
Ø Velocity (kecepatan getaran)
Velocity addalah jumlah waktu yang dibutuhkan pada saat terjadi
displacement (dalam hal kecepatan). Velocity adalah satu indikator yang paling
baik untuk mengetahui masalah vibrasi (contohnya unbalance, misaligment,
mecanical loosess, dan kerusakan bearing atau bearing defect) pada mesin
berkecepatan sedang. Velocity adalah ukuran kecepatan suatu benda pada saat
bergerak atau bergetar selama berisolasi. Kecepatan suatu benda adalah nol pada
batas yang lebih tinggi atau lebih rendah,dimulai pada saat berhenti pada suatu
titik sebelum berubah arah dan mulai untuk bergerak kearah berlawanan. Velocity
dapat ditunjukkan dalam suatu inch per second (in/sec) atau milimeter per secon
(mm/sec)
Velocity disisi lain tidak sepenuhnya mempunyai frekuensi yang bergantung
pada batas sekitar 600 sampai 120000 CPM (10 sampai 2000 Hz) dan pada dasarnya
hanya merupakan satu pilihan ketika batas frekuensi berada pada 300 sampai
300000 CPM (5 sampai 500 Hz).
Ø Acceleration(percepatan getaran)
Acceleration adalah jumlah waktu yang diperlukan pada saat terjadi
velocity. Acceleration adalah parameter yang sangat penting dalam analisis
mesin-mesin yang berputar (rotation equipment)dan sangat berguna sekali dalam
mendeteksi kerusakan bearing dan masalah pada gearbox berkecepatan tinggi lebih
cepat dan lebih awal. Acceleration diartikan sebagai perubahan dari velocity
yang di ukur dalam satuan gravitasi. Pada posisi permukaan laut 1,0g = 32,2
ft/sec2 yang ekuivalen dengan 386,087 in/sec atau 9806,65 mm/sec,
harga yang digunakan untuk menyatakan akselerasi dari gravitasi (percepatan
grafitasi)dalam satuan Inggris dan Metric (dimana in/sec/sec biasanya
ditunjukkan sebagai in sec2
Pengambilan
data menggunakan sensor getaran
Sensor getaran dipasang pada bagian-bagian mesin yang cukup kaku untuk
menghindari efek resonansi lokal bagian tersebut. Pengambilan data-data dengan
alat sensor tersebut haruslah terlebih dahulu mengetahui bagian mana dari mesin
tersebut yang paling tepat untuk pengukuran vibrasi. Tempat yang paling tepat
tersebut adalah pada bearing caps (rumah bearing). Pengambilan data vibrasi
dilakukan dengan dua cara yaitu dengan cara axial dan cara radial. Pengambilan
data secara axial adalah menempatkan alat sensor pada arah aksial atau searah
dengan poros. Problemsemacam misalignment dan bent shaft biasanya dapat
diketahui dengan cara ini. Cara radial sendiri terbagi menjadi 2 cara, yaitu:
a. Horizontal (y)
Pengecekan secara horizontal dengan cara meletakkan alat sensor secara
horizontal pada bearing cap. Dari pengukuran ini dapat diketahui amplitudo yang
paling tinggi.
b. Vertikal (x)
Pengambilan data secara vertikal adalah dengan menempatkan alat sensor pada
posisi vertikal atau berbanding 90o dengan arah horizontal pada
bearing cap. Pengambilan data secara vertikal ini akan meunjukan amplitudo yang
lebih rendah dibandingkan pengambilan data secara horizontal.
Dengan alasan pemilihan titik simpang terjauh inilah yang menjadi dasar
peletakan sensor vibrasi X karena pengaruh putaran shaft. Apabila putaran
searah jarum jam maka titik vertikal diletakkan di sumbu -X untuk mendapatkan
simpangan terjauh. Namun apabila putaran berlawanan arah jarum jam, maka posisi
sensor vertikal diletakkan pada sumbu +X.
sekian ulasan mengenai sensor vibrasi.... makasih udah mampir
salam seduluran dari mas entus